Kamis, 11 Agustus 2011

Aktifitas Positif selama Puasa


Berpuasa bukan halangan untuk menjalankan aktivitas kita sehari-hari, terlebih lagi jika kita bermalas-malasan tubuh akan semakin lemas.  Nah kali ini kita ada beberapa tips untuk menjalankan aktivitas puasa bagi kamu yang libur selama bulanpuasa.
1. Atur Ulang Rumah atau Kamarmu
Bagi yang sudah memiliki rumah sendiri kamu bisa mengatur ulang rumahmu saat berpuasa, misalnya kamu bisa menambahkan rak buku unik di sudut ruang keluarga atau tanaman dengan wadah cantik.  Buat yang belum punya rumah sendiri kamu bisa percantik kamarmu misalnya dengan mengganti wall cover, tirai atau mengecat ulang kamarmu
2. Berkebun atau Merawat Taman
Kamu punya sudut taman tak terawat di rumah, coba deh perhatikan, jika selama ini orang tuamu nggak sempat maka selama puasa dan liburan ini kamu bisa mulai menatanya.  Taman yang cantik akan menyegarkan pandangan mata
3. Nonton DVD Ilmu Pengetahuan yang belum sempat kamu tonton
Jika selama ini ada beberapa DVD yang belum sempat kamu tonton, maka saatnya nih libur kamu menontonnya tetapi ingat ya jangan sampai dari pagi sampai sore tuh nontonnya. Utamakan menonton DVD mengenai ilmu pengetahuan
4. Mengkhatamkan Alquran
Nah saat puasa memang saatnya untuk memperbanyak ibadah, kali ini kamu bisa mengkhatamkan alquran jika selama ini belum sempat
5. Belajar Memasak
Mumpung libur dan nggak ada kegiatan apa-apa nih mendingan kita coba belajar memasak yuk.  Kamu bisa lihat resepnya di makanplus kan.  Hasilnya bisa dimakan saat berbuka tuh
6. Membaca Buku
Punya buku-buku tebal dan belum sempat dibaca, nah saat yang tepat nih untuk membacanya, tetapi baca jangan sambil tiduran ya, nanti kepalamu jadi tambah pusing
7. Jalan-Jalan ke Museum
Boleh juga jalan-jalan saat berpuasa, kamu bisa pergi ke museum melihat hal-hal yang selama ini kamu belum ketahui.  Museum air tawar di taman mini juga asyik tuh
8. Olahraga Ringan
Kamu bisa lakukan olahraga ringan agar tubuh tetap bugar seperti jogging atau fitness dirumah
Nah dengan kegiatan ini, puasamu jadi nggak terasa kan, coba aja dipraktekkan ya

Sumber : lapar.com

Minggu, 07 Agustus 2011

Menafkahkan Harta di Jalan Allah (Bersedekah)

(2:261)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.  Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

(2:262)
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

(2:263)
Perkataan yang baik dan pemberian ma'af  lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

(2:264)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir .

(2:265)
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

(2:266)
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya .
Publish Post

(2:267)
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.  Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

(2:268)
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia . Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

(2:269)
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

(2:270)
Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan , maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.

(2:271)
Jika kamu menampakkan sedekah(mu) , maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya  dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(2:272)
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

(2:273)
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.

(2:274)
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Terjemah Al Qur'an

Kamis, 04 Agustus 2011

KEKHUSUSAN & KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN


1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam. Firman Allah Ta'ala :

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. "(Al-Baqarah : 183).

Sabda Nabi :

Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi hajike Baitul Haram. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi:
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Dan sabda Nabi :
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini:

    • Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
    • Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta 'ala.
2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi
"Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan. Sabda Nabi :
"Barangsiapa mendirikan shalatpada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan do'a kita.
5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.
6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.
7. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan para setan diikat.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung.
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang –semoga Allah menunjukinya- mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya. Sabda Nabi :
"Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin. " (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) "' Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, him. 37-39.
Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai amal kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur'an, dzikir, do'a dan istighfar. Ramadhan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah, untuk membersihkan hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya menjadi bersih dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari api Neraka.
Tentang keutamaan Ramadhan, bersabda:
'"Aku melihat seorang laki-laki dari umatku terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa bulan Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang " (HR. At-Tirmidzi, Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits ini hasan).
"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan. " (HR.Muslim).
Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (uang suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul Karim, serta adanya Lailatul Qadar -yang merupakan malam yang lebih balk daripada seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya. Lihat kitab Kalimaat Mukhtaarah, hlm. 74 - 76. 

Minggu, 17 Juli 2011

Wasiat Rasulallah SAW

Oleh Syed Hasan Alatas

Menjelang akhir Hayat Rasulallah s.a.w. yaitu pada tahun 10 Hijriah, Nabi Muhammad s.a.w. bersama seluruh Ummat Islam yang datang dari segenap penjuru, telah menunaikan Haji/'Umrah yang terakhir bagi Nabi s.a.w.yang disebutkan juga dengan Haji Wada' (Haji Perpisahan) karena setelah delapan puluh dua hari sesudah itu Rasulallah s.a.w. wafat meninggalkan dunia yang fana ini, kembali ke Ramatullah.

Nabi s.a.w. bersama Ummat Islam yang sangat ramai ketika itu (ratusan ribu) telah menyampaikan banyak pesanan kepada seluruh Ummat Islam untuk dilaksanakan. Khutbah Nabi s.a.w.di Padang Arafah (suatu kawasan padang yang luas, terletak di kaki Jabal Rahmah (bukit Rahmah), kira-kira 22 km sebelah tenggara kota Makkah). Wukuf di 'Arafah disebut juga dengan Hari 'Arafah (hari Perkenalan/Pertemuan).
Dalam Khotbah Nabi s.a.w. yang ditujukan kepada seluruh Ummat Islam ketika itu dan juga supaya disampaikan kepada seluruh Ummat Islam sekarang ini dan kepada seluruh Ummat Islam hingga qiamat (ketika alam dunia ini telah dihancur leburkan). Bumi dengan segala isinya telah hancur lebur. Gempayang dahsyat telah membuat segala apa yang ada dibumi ini menjadi puing ataupun runtuhan. Manusia ketika itu tidak tentu arah, masing-masing coba menyelamatkan diri mereka, tetapi kemana-manapun serupa keadaannya.
Masa itu adalah masa akhirnya bagi segala kehidupan dan kesenangan dunia, diganti dengan Kehidupan Akhirat, kehidupan yang abadi. Hari kiamat merupakan Hari Kebangkitan kembali, hanya Hukum Allah s.w.t. sahaja yang berlaku. Manusia terpaksa tunduk dan mempertanggung jawabkan akan segala apa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup didunia. Oleh karena itu sebelum tibanya kiamat, masih ada kesempatan bagi seluruh Ummat Islam, memperhatikan dengan serius Khotbah Nabi s.a.w. ini untuk dilaksanakan, supaya kita terselamat didunia dan akan bahagia diakhirat Insya-Allah.
Dalam Khotbah Nabi yang mulia ini, Rasulallah s.a.w, berwasiat kepada seluruh Ummatnya, antara lain Nabi bersabda: "Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Kami memujiNya. Kami mohon PertolonganNya, kami mohon keampunanNya akan segala dosa-dosa kami dan melahirkan taubat kami di hadapanNya. Kami mohon perlidungan dari pada keburukan hati kami dan segala kejahatan yang telah kami lakukan. Sesiapa yang telah dipimpin Allah kejalan yang lurus, maka tiada seorangpun boleh menyesatkannya, dan barangsiapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah maka tiada siapa yang dapat memandunya kejalan yang benar".
Nabi s.a.w. menyampaikan wasiatnya ini kepada seluruh Ummat Islam dimanapun mereka berada ketika itu hingga berakhirnya alam yang fana ini.
Nabi bersabda lagi yang maksudnya: "Aku isytiharkan kebenaran ini bahwa tidak ada Tuhan lain, melainkan Allah dan aku isytiharkan kebenaran ini, bahwa Muhammad itu hambaNya dan RasulNya. Wahai hamba-hamba Allah, aku nasihatkan kamu supaya menyembah Allah. Aku mulakan kata-kata yang suci ini.
Selepas itu aku nyatakan kepadamu, wahai manusia! Dengarkanlah perkataanku dengan sebaik-baiknya ketika aku berucap, karena aku merasa aku tidak lagi berpeluang menemui kamu di sini selepas tahun ini. Tahukah kamu semua hari apakah ini? Inilah hari Nahar, hari korban yang suci. Tahukah kamu semua bulan apakah ini? Inilah bulan suci. Tahukah kamu semua tempat apakah ini? Inilah tempat yang suci. Oleh karena itu aku sampaikan kepada kamu semua bahwa, darah dan harta kamu adalah diharamkan bagi seseorang terhadap yang lainnya".
Nabi s.a.w. melanjutkan khotbahnya: "Semuanya mesti kamu sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sucinya bulan ini, sucinya tempat ini."

 Lalu Nabi s.a.w. melanjutkan ucapan beliau: "Hendaklah berita ini kamu sampaikan kepada orang-orang yang tidak hadhir ditempat ini." (oleh karena itu menjadi kewajiban pula bagi seluruh Ummat Islam yang ada sekarang ini dan selepas ini, supaya menyampaikan wasiat yang sangat penting ini kepada seluruh manusia, dengan segala daya yang ada pada kita). Sambil itu Nabi s.a.w. bertanya kepada Ummat yang hadir, "Adakah aku telah menyampaikan kepadamu semua? Ummat yang hadir menjawab dengan sepontan: "Memang benar, engkau telah menyampaikannya". Lalu Nabi s.a.w. memohon kesaksian dari Allah s.w.t: "Ya Allah! Saksikanlah." Nabi s.a.w. melanjutkan: "Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu adalah satu, dan sesungguhnya kamu berasal dari yang satu. Semua kamu berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Wahai manusia dengarkanlah baik-baik apa yang telah kusampaikan kepadamu, semoga kamu akan bahagia untuk selama-lamanya dalam hidupmu. Wahai manusia, kamu hendaklah mengerti, bahwa orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka adakanlah perbaikan diantara sesama saudara."
Nabi s.a.w.melanjutkan khotbahnya dengan sabdanya: "Bukankah aku telah meninggalkan kepadamu panduan yang benar, dan bila kamu berpegang teguh dengannya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu al-Quran dan Sunnahku".
Rasulallah s.a.w. melanjutkan Khotbahnya: "Waspadalah atas segala apa yang telah kusampaikan,Ya Allah Engkaulah yang akan menjadi saksi atas kami!"
Nabi s.a.w.meneruskan sabdanya: "Barangsiapa memegang amanah, hendaklah dikembalikannya kepada pemiliknya! Jumlah faedah (riba) yang diambil dizaman jahiliyah hendaklah dibayar pada hari ini! Oleh karena itu, pertama sekali aku membayar tuntutuan bunga (riba) yang telah dibuat oleh bapak saudaraku (pamanku), Abbas bin Abdul Muttalib. Semua gelaran dan jabatan-jabatan di masa jahiliyah dihapuskan, kecuali Sadana (jabatan yang menguruskan ka'bah dan saqaya (jabatan yang membekalkan air kepada jemaah haji.)!"

"Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja, mestilah dibalas bunuh. Pembunuhan yang terjadi disebabkan tidak sengaja (bukan niat untuk membunuh) seperti menggunakan kayu atau batu, dendanya adalah seratus ekor unta. Barangsiapa yang menambahnya, maka itu dianggap sebagai amalan di zaman jahiliyah".

"Wahai manusia! Selepas tertegaknya sistem yang hak (benar), maka Syaitan akan hilang harapannya untuk disembah diatas muka bumi ini. Tetapi Syaitan akan bergembira sekiranya ia dipatuhi dalam dosa-dosa yang lain yang dianggap remeh !"

Rasulallah s.a.w.kemudian bertanya kepada jamaah yang hadir: "Adakah aku telah menyampaikan wasiatku ini kepadu kamu semua?"
Jamaah menjawab: "Ya, Rasulallah engkau telah menyampaikan pesanmu".
Nabi melanjutkan wasiatnya dengan memohon penyaksian dari Allah s.w.t. : "Ya Allah! Engkaulah yang menjadi saksi diantara kami !"

Rasulallah s.a.w. meneruskan khotbah beliau: "Wahai manusia! Wanita-wanita kamu, mempunyai beberapa hak keatas diri kamu, dan kamu juga mempunyai beberapa hak terhadap mereka. Adalah menjadi kewajiban terhadap mereka supaya tidak mengizinkan sesiapapun masuk ke dalam kamar tidur mereka kecuali kamu dan jangan membenarkan orang yang tidak kamu sukai, masuk kedalam rumah kamu. Mereka jangan melakukan zina. Jika mereka melakukannya, maka Allah membenarkan kamu memisahkan diri dari mereka. Keluarkan mereka dari kamar tidur kamu, dan kamu boleh memukul tubuh mereka dengan syarat  tidak meninggalkan bekas keatasnya".

 "Jika mereka berhenti dan mematuhi kamu, maka kamu bertanggung jawab untuk  menyara hidup mereka. Semestinya wanita berada di bawah perintah kamu dan tidak boleh bertindak sesuka hati mereka. Kamu telah mengambil mereka menjadi pasangan kamu sebagai amanah dari Allah s.w.t. serta menggunakan tubuh mereka dengan izin Allah. Oleh karena itu takutlah kepada Allah dalam hal wanita, dan asuhlah mereka dengan cara yang betul!"

"Wahai manusia! Ingatlah, aku telah menyampaikan wasiatku ini kepadamu.Ya Allah, Engkaulah yang menjadi saksi diatas kami".

Nabi s.a.w.melanjutkan khotbah beliau:"Wahai manusia, kamu hendaklah mengerti, bahwa orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka masing-masing kamu dilarang keras mengambil harta saudaranya kecuali dengan seizin hatinya yang ikhlas.Bukankah aku telah menyampaikannya ? Ya Allah! Saksikanlah!.

Selanjutnya Nabi s.a.w.bersabda: "Janganlah kamu setelah aku meninggal nanti kembali kepada kafir, di mana sebahagian kamu memainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain. Bukankah aku telah meninggalkan untukmu panduan yang benar, bila kamu berpegang teguh dengannya, maka kamu tidak akan sesat, yakni kitab Allah (al-Quran). Wahai manusia !Sesungguhnya Tuhan kamu adalah satu,dan sesungguhnya kamu berasal dari satu bapak.Semua kamu dari Adam dan Adam dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia dari antara kamu semua adalah orang yang Taqwa. Tidak sedikitpun ada kelebihan bangsa Arab daripada yang bukan Arab,kecuali dengan taqwa. Wahai manusia bukankah aku telah menyampaikannya? Oh Tuhan saksikanlah !

"Maka hendaklah barang siapa yang hadir ditempat ini berkewajiban untuk menyampaikannya wasiatku ini kepada mereka yang tidak hadir." Ketika itu turunlah wahyu yang terakhir kepada Nabi kita s.a.w.yang bermaksud : "Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu.Aku cukupkan nikmatKu untukmu dan Aku rela Islam itu menjadi agamamu." (Q.S.al-Maidah;3)

Jika kita Ummat Islam mematuhi Wasiat Rasulallah s.a.w ini Insya-Allah akan bahagialah hidup kita didunia dan di akhirat, amin. Oleh karena itu marilah kita usahakan memperbanyak salinan dari Wasiat Nabi s.a.w. dan sampaikanlah dengan seluas mungkin kepada seluruh Ummat Islam. Ini lebih baik kita lakukan daripada membuat surat layang berisi fitnah,adu domba antara satu dengan lainnya,yang boleh membawa bencana kepada seluruh Kesatuan dan Perpaduan Ummat manusia. Akhirnya kita berdo'a kehazirat Ilahi, semoga menyatupadukan seluruh Ummat Islam dimanapun mereka berada dan dengan berkat Perpaduan dan kerjasama ini Ummat Islam akan kembali mencapai Zaman gemilangnya.Insya-Allah, amin.

Ya Allah ampunilah segala kesilapan kami, terimalah amalan kami yang tidak seberapa, tolonglah kami untuk menjadi suatu Ummat yang menjadi contoh teladan yang baik dan berguna kepada Ummat lainnya, Amin ya Rabbal 'Alamin.

Selasa, 12 Juli 2011

Buku Harian

Setiap orang mungkin memiliki buku harian untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam hidupnya. Di samping buku harian itu, setiap manusia sesungguhnya memiliki buku harian yang lain lagi, yaitu buku harian (kitab) yang dibuat oleh malaikat untuk mencatat setiap perilaku dan amal perbuatan manusia, besar maupun kecil, baik maupun jahat.
Informasi mengenai pencatatan amal dalam 'buku harian' itu terbaca dengan jelas dalam firman Allah, Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat nadinya sendiri, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (QS Qaf: 16-17).
Ayat tadi, menurut mahaguru tafsir Zamakhsyari, mengandung makna bahwa Allah SWT Maha Halus (lathif). Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, termasuk hal-hal yang tebersit dalam jiwa manusia, bahkan yang lebih samar dari itu sekalipun. Maka, tak ada yang lebih dekat kepada manusia daripada Allah SWT. Jika demikian ilmu dan pengawasan Allah, mengapa masih juga diperlukan kehadiran dua malaikat yang memantau dan mencatat amal perbuatan manusia?
Jawabannya, menurut Zamakhsyari, ialah agar catatan amal yang dibuat malaikat itu dapat dipergunakan oleh Allah sebagai alat bukti pada sidang pengadilan kelak di Hari Kiamat. Hikmah lainnya ialah agar manusia menyadari betapa ketat kontrol dan pengawasan Allah SWT. Dengan menyadari pengawasan yang dilakukan malaikat, selain pengawasan langsung dari Gusti Allah, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk menghentikan dan mengakhiri berbagai keburukan yang dilakukannya di satu pihak, dan memiliki dorongan dan semangat untuk melakukan berbagai kebajikan dan amal saleh di lain pihak. (Tafsir al-Kasysyaf: IV/6).
Hikmah atau pesan moral di balik pengawasan ini juga terbaca dengan jelas dalam suatu riwayat yang menerangkan tentang kehadiran dua malaikat pencatat amal itu. Dalam riwayat ini disebutkan bahwa dua malaikat itu duduk di rongga mulut kita. Mereka menulis amal perbuatan kita dengan lidah kita sebagai penanya dan ludah kita sebagai tintanya. Lalu, Nabi mengingatkan kita semua. Katanya, Apakah kalian akan berbuat sewenang-wenang atau berbuat sesuatu yang tidak ada nilainya tanpa rasa malu kepada Allah dan kepada dua malaikat yang mencatat amal perbuatanmu itu? Ini berarti, kesadaran manusia terhadap adanya pengawasan Allah dan malaikat sungguh amat penting. Untuk meningkatkan kesadaran ini, para sufi biasa membuat buku harian sendiri, bukan untuk mencatat prestasi dan bintang penghargaan yang diperoleh, melainkan justru untuk mencatat keburukan dan kejahatan mereka sendiri. Buku harian semacam ini, menurut Ghazali, penting sekali 'karena manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan dosa-dosanya'. Padahal, sekiranya setiap kali berbuat dosa manusia meletakkan batu kerikil di halaman rumahnya atau di halaman kantornya, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama halaman itu akan penuh dengan kerikil.
Di sinilah pentingnya buku harian itu. Setiap orang dapat becermin lewat buku hariannya sendiri. Wajahnya utuh, retak-retak, atau bopeng, kelihatan semua di situ!



Minggu, 10 Juli 2011

Akibat Maksiat

Maksiat lawannya taat. Kedua-duanya, hanya Allah swt yang tahu. Maksiat ada kesannya, taat pun ada kesannya tersendiri. Ketaatan menjadi suatu yang manis bagi si Mukmin, manakala maksiat adalah suatu kelazatan bagi mereka yang engkar. Sesungguhnya maksiat dan pengaruhnya sangat membahayakan insan di dunia dan akhirat. Mukmin, sentiasa berhati-hati dalam kehidupan sehariannya agar tidak terperangkap dalam kemaksiatan. Walaupun hanya Allah
swt yang tahu semua tindakan ketaatan dan juga kemaksiatan insan, kesan dan pengaruhnya dapat dilihat semasa hidup di dunia.

1.      Tidak Mendapat Ilmu
2.      Tidak Mendapat Rezeki
3.      Kerisauan dan Kesepian Hati
4.      Banyak Mendapat Kesulitan
5.      Kegelapan di dalam hati
6.      Melemahkan Hati dan Badan
7.      Kehilangan ketaatan
8.      Mengurangi umur dan mengikis berkah

1.      Tidak Mendapatkan Ilmu

Ilmu adalah sinar yang diletakkan Allah swt ke dalam hati. Sedangkan maksiat memadamkan sinar tersebut. Pernah Imam Malik menasihatkan Imam Syafie yang belajar dengarnya, "Saya melihat Allah swt telah meletakkan sinar dalam hatimu. Jangan engkau padamkan dengan kegelapan maksiat." Imam Syafie juga pernah mengeluh, "Saya mengeluh kepada Waki', hafalanku jelek; lantas dia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat." Sambung Waki', "Ketahuilah bahawa ilmu itu anugerah, dan Allah swt tidak berikan kepada pelaku maksiat."

2.      Tidak Mendapatkan Rezeki

Dalam Musnad Imam Ahmad, "Sesungguhnya seorang hamba tidak mendapatkan rezeki kerana dosa yang diperbuat." Sememangnya jelas bahawa taqwa kepada Allah swt itu mendapatkan rezeki, sedangkan meninggalkan taqwa mendatangkan kefakiran dan kemiskinan.

3.      Kerisauan dan Kesepian di Hati

Antara hati seorang insan pelaku maksiat dengan Allah swt, tidak ada keseimbangan dan keterkaitan yang dirasai sebagai kenikmatan, malahan yang terbit dari hatinya hanyalah kegelisahan dan kesepian. Sekiranya kenikmatan dunia seisinya diberikan kepadanya, tidak akan mampu mengimbangi keresahan tersebut.Tidak ada yang lebih pahit dalam hati insan daripada kerisauan kerana kesepian atau keterasingan antara dirinya dengan orang lain, lebih-lebih lagi dari orang-orang yang sebelumnya baik dengannya. Bilamana perasaan keterasingan itu menjadi kuat, maka dia akan menjauhkan dirinya dari lingkungan orang-orang tadi. Akhirnya, jika hati yang terasa terasing itu banyak melakukan maksiat, dia akan mendekati kelompok syaitan, dan jauh dari kelompok yang dekat dengan Allah swt. Kesan seterusnya, perasaan keterasingan itu akan menguasai dirinya dan dia akan mula terasa terasing dari keluarganya serta anak-anaknya, dan ini akan terus menambahkan kerisauan dan tertekan dalam dirinya.

4.      Banyak mendapat kesulitan

Orang yang tidak bertaqwa akan mendapat kesukaran dalam berbagai urusannya. Kehidupannya banyak menemui kesulitan, jalan buntu dan jalan penyelesaian yang serba sulit.

5.      Kegelapan dalam hatinya

Kegelapan dalam hatinya akan sungguh-sungguh ia rasakan seperti gelap pekatnya malam. Bila ia diberi petunjuk, maka kegelapan maksiatnya itu masuk menutupi hatinya. Berkata Abdullah bin Abbas, "Sesungguhnya pada kebaikan itu ada cahaya pada wajah, sinar pada hati, kelapangan pada rezeki dan kekuatan pada badan serta kecintaan di hati ramai orang terhadap dirinya. Adapun pada perbuatan buruk terdapat warna hitam pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan badan, kekurangan rezeki dan rasa benci kepadanya di hati ramai orang."

6.      Melemahkan hati dan badan

Orang Mukmin itu kekuatannya terletak pada hati. Bilamana hatinya kuat, badannya pun menjadi kuat. Sedangkan orang yang jahat dan penuh dengan maksiat, walaupun badannya kuat, namun hatinya paling lemah. Bayangkan, kekuatan badan orang-orang Persia dan Romawi dapat dihancurkan oleh orang-orang Mukmin dengan kekuatan hati yang kuat imannya kepada Allah swt.

7.      Kehilangan ketaatan

Tidak ada hukuman bagi suatu dosa, kecuali hukuman itu adalah terhalangnya seseorang dari ketaatan terhadap Allah swt. Juga akan terputuslah jalan-jalan kebaikan yang lainnya, sedangkan ketaatan itu lebih baik daripada dunia seisinya.

8.      Mengurangi umur dan mengikis berkah

Sebahagian ulama mengatakan, bahawa kurangnya umur orang yang suka melakukan maksiat ialah kerana hilangnya berkah umurnya. Hidup ini sebenarnya adalah kehidupan hati. Umur manusia selama waktu-waktu hidupnya sentiasa bersama Allah swt, itulah yang merupakan waktu-waktu umurnya. Bila hidupnya berpaling dari Allah swt dan sibuk dalam kemaksiatan, akan hilanglah hari-hari hidupnya yang hakiki. Sehingga pada akhirnya orang itu akan berkata : "Aduhai, sekiranya dulu saya berbuat untuk hidupku sekarang ini." (Al-Fajr:24).



[Rujukan: Ibn Qoyyim, "Terapi Penyakit Hati"]

Jumat, 08 Juli 2011

Amalan Nisfu Syaban

Memang benar bahwa secara umum bulan Sya’ban punya kekhususan tersendiri. Keterangan itu kita dapat dari hadits-hadits yang shahih, yang merupakan keterangan valid dari Rasulullah SAW.

Amal Hamba Diangkat ke Langit
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Sya'ban merupakan bulan di mana amal shalih setiap hamba akan diangkat ke langit.
Salah satu dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW berkut ini:
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya, “Wahai Rasulullah saw, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban.” Rasul saw bersabda, "Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa.” (HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)

Starting Point Persiapan Ramadhan
Di samping itu bulan sya’ban yang letaknya persis sebelum Ramadhan seolah menjadi starting point untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Sehingga isyaratnya adalah kita perlu menyiapkan bekal ibadah untuk menyambut bulan Ramadhan.
Dalam hal mempersiapkan hati atau sisi ruhiyah, Rasulullah saw. mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:
Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban. (HR Muslim).

Mengkritisi Kekuatan Riwayat Amaliah Nisfu Sya'ban
Sedangkan khusus tentang keutamaan malam pertengahan bulan, atau lebih dikenal dengan istilah nisfu sya’ban, memang ada dalil yang mendasarinya. Namun para ulama berbeda pendapat tentang kekuatan derajat periwayatannya.
Sebagian kalangan menggunakan dalil-dalil lemah itu dengan alasan bahwa bila suatu hadits tidak terlalu parah kelemahannya, masih boleh digunakan landasan ibadah yang bersifat keutamaan. Sebagian lain agak ketat dalam menyeleksi dalil-dalil yang dianggap dhaif, sehingga semuanya dibuang begitu saja.
Di antara dalil-dalil yang dianggap lemah itu misalnya hadits berikut ini:
Sesungguhnya Allah SWT bertajalli (menampakkan diri) pada malam nisfu Sya’ban kepada hamba-hamba-Nya serta mengabulkan doa mreka, kecuali sebagian ahli maksiat.
Memang kalau kita mau jujur dengan hasil penelitian para muhaddtis, riwayat hadits ini tidak mencapai derajat shahih. Ada sebagian kalangan yang menghasankan, tetapi tidak sedikit juga yang secara tegas mendhaifkannya.
Al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan bahwa tidak ada satu hadits shahih pun mengenai keutamaan malam nisfu sya’ban.
Begitu juga Ibnu Katsir telah mendha’ifkan hadits yang menerangkan tentang bahwa pada malam nisfu sya’ban itu, ajal manusia ditentukan dari bulan pada tahun itu hingga bulan Sya’ban tahun depan.
Sedangkan amaliyah yang dilakukan secara khusus pada malam nisfu Sya’ban itu, sebagaimana yang sering dikerjakan oleh sebagian umat Islam dengan serangkaian ritual, kami tidak mendapatkan satu petunjuk pun yang memiliki dasar yang kuat.
Sebagaimana kita tahu, sebagian dari umat ini banyak yang mengkhususkan malam itu untuk membaca surat Yasin, atau melakukan shalat sunnah dua raka’at dengan niat minta dipanjangkan umur, atau niat agar menjadi kaya dan seterusnya. Memang praktek seperti ini ada di banyak negeri, bukan hanya di Indonesia, tetapi di Mesir, Yaman dan negeri lainnya.
Bahkan mereka pun sering membaca lafaz doa khusus yang -entah bagaimana- telah tersebar di banyak negeri meski sama sekali bukan berasal dari hadits Rasulullah SAW.

Kritik terhadap Lafaz Doa Malam Nisfu Sya’ban
Sering kita dapati bahwa sebagian umat Islam memanjatkan doa khusus pada malam nisfu sya’ban. Di dalam doa itu mereka meminta agar Allah SWT menghapuskan taqdir yang buruk yang telah tertulis di lauhil mahfuz. Seperti doa berikut ini:
Ya Allah, jika engkau mencatat aku di sisi-Mu dalam ummul kitab, sebagai orang yang celaka (sengsara), terhalang, terusir, atau sempit rizkiku, maka hapuskanlah Ya Allah dengan dengan karunia-Mu atas kesengsaraanku, keterhalanganku, keterusiranku dan kesempitan rizkiku. Dan tetapkanlah aku disisimu di dalam ummil kitab sebagai orang yang bahagia, diberi rizki, dan diberi pertolongan kepada kebaikan seluruhnya. Karean sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman-Mu adalah benar, di dalam kitab-Mu yang Engkau turunkan melalui lisan nabi-Mu yang Engkau utus: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (lauhil Mahfuz).
Hal itu karena mereka berhujah bahwa Allah SWT dengan kehendak-Nya bisa menghapus apa-apa yang pernah ditulisnya di lauhil mahfuz dan menggantinya dengan taqdir yang lain. Dasarnya adalah firman Allah SWT:
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (lauhil Mahfuz). (QS Ar-Ra’d: 39).
Oleh sebagian ulama, lafaz doa seperti itu dianggap bertentangan, karena apa-apa yang sudah tertulis di lauil mahfuz tidak mungkin dihapus. Karena ada sabda Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Allah SWT menghapuskan apa yang dikehendakinya dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali kebahagiaan, kesengsaran dan kematian.”
Ibnu Abbas berkata, ”Allah SWT menghapuskan apa yang dikehendakinya dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali penciptaan, perilaku, ajal, rizqi, kebahagiaan dan kesengsaran.”
Selain itu lafaz doa itu seolah-olah menggantungkan kepada Allah SWT apakah ingin mengabulkan atau tidak. Padahal salah satu adab berdoa adalah harus ber’azam atau bertekad kuat untuk dikabulkan. Sedangkan penggunaan lafaz (bila Engkau kehendaki), seolah mengesankan tidak serius dalam meminta. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Bila kamu meminta kepada Allah SWT maka mantapkanlah permintaanmu itu.
Wallahu a`lam bishshawab, Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ahmad Sarwat, Lc.


Sumber : ustsarwat.com

Kamis, 07 Juli 2011

Agar Tetap Segar Selama Berpuasa

TIPS Agar Tetap Segar Selama Puasa..! (berhubung sudah dekat bulan Puasa)
Gizi.net - KETIKA berpuasa, bahan makanan yang masuk (intake) berbeda dengan energi yang dikeluarkan (outtake) selama beraktivitas. Itu sebabnya, selama menjalankan ibadah puasa, kesehatan pun harus dijaga.

Untuk itu, perlu diperhatikan pengaturan makan dan minum pada saat sahur atau berbuka puasa, agar tubuh tetap segar dan bugar sepanjang hari selama berpuasa.

Pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang masuk ke tubuh kita tidaklah sebanyak hari-hari biasa. Untuk itu ada kiat-kiat khusus agar tubuh tetap segar dan fit selama berpuasa.

Agar kondisi tetap prima kendati tengah berpuasa, simak tips kesehatan di bawah ini. 

  • Jangan lupa selalu mengkonsumsi makanan bergizi baik pada saat sahur atau berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
  • Upayakan untuk mencegah dehidrasi tubuh dengan banyak minum air putih pada malam hari. Hal ini penting dilakukan, karena pada siang hari aktivitas kita cenderung banyak mengeluarkan keringat baik di ruangan terbuka atau ber-AC.
  • Pada saat berbuka, awali buka puasa Anda dengan makanan atau minuman hangat dan manis seperti kolak, setup, ataupun minuman manis lainnya. Tapi ingat, jangan mengkonsumsi minuman yang mengandung soda, karena dapat menimbulkan akibat buruk bagi perut Anda.
  • Jangan langsung minum air dingin atau es, sebaliknya biasakanlah berbuka dengan minuman yang hangat. Perut yang kosong bisa menjadi kembung, bila Anda langsung berbuka puasa dengan air dingin, karena asam lambung dalam tubuh kita akan terbentuk semakin banyak.
  • Kemudian beristirahatlah kurang lebih satu jam sebelum menyantap hidangan berbuka yang telah dihidangkan. Tujuannya untuk memberikan keseimbangan terlebih dahulu pada pencernaan kita. Ingat, jangan mengkonsumsi makanan berlebihan dan makanan asinan.
  • Berbuka puasa hendaknya dilakukan secara bertahap dan tidak terburu-buru agar lambung tidak "kaget". Dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat. Untuk meringankan kerja pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
  • Agar Anda mampu menahan rasa lapar, perbanyaklah mengkonsumsi jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah. Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat.
  • Selain memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein, sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar sepanjang hari.
  • Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.
  • Bagi penderita sakit lambung makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mie, daging berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka, cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.
  • Bagi mereka yang berat badannya melebihi berat badan ideal, sebaiknya selama berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterolnya, misalnya lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, es krim. "Selain lebih banyak mengkonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng."
  • Sedang bagi mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susunya dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya).
  • Bagi mereka yang berusia lanjut, aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.
Sumber : www.gizi.net