Minggu, 17 Juli 2011

Wasiat Rasulallah SAW

Oleh Syed Hasan Alatas

Menjelang akhir Hayat Rasulallah s.a.w. yaitu pada tahun 10 Hijriah, Nabi Muhammad s.a.w. bersama seluruh Ummat Islam yang datang dari segenap penjuru, telah menunaikan Haji/'Umrah yang terakhir bagi Nabi s.a.w.yang disebutkan juga dengan Haji Wada' (Haji Perpisahan) karena setelah delapan puluh dua hari sesudah itu Rasulallah s.a.w. wafat meninggalkan dunia yang fana ini, kembali ke Ramatullah.

Nabi s.a.w. bersama Ummat Islam yang sangat ramai ketika itu (ratusan ribu) telah menyampaikan banyak pesanan kepada seluruh Ummat Islam untuk dilaksanakan. Khutbah Nabi s.a.w.di Padang Arafah (suatu kawasan padang yang luas, terletak di kaki Jabal Rahmah (bukit Rahmah), kira-kira 22 km sebelah tenggara kota Makkah). Wukuf di 'Arafah disebut juga dengan Hari 'Arafah (hari Perkenalan/Pertemuan).
Dalam Khotbah Nabi s.a.w. yang ditujukan kepada seluruh Ummat Islam ketika itu dan juga supaya disampaikan kepada seluruh Ummat Islam sekarang ini dan kepada seluruh Ummat Islam hingga qiamat (ketika alam dunia ini telah dihancur leburkan). Bumi dengan segala isinya telah hancur lebur. Gempayang dahsyat telah membuat segala apa yang ada dibumi ini menjadi puing ataupun runtuhan. Manusia ketika itu tidak tentu arah, masing-masing coba menyelamatkan diri mereka, tetapi kemana-manapun serupa keadaannya.
Masa itu adalah masa akhirnya bagi segala kehidupan dan kesenangan dunia, diganti dengan Kehidupan Akhirat, kehidupan yang abadi. Hari kiamat merupakan Hari Kebangkitan kembali, hanya Hukum Allah s.w.t. sahaja yang berlaku. Manusia terpaksa tunduk dan mempertanggung jawabkan akan segala apa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup didunia. Oleh karena itu sebelum tibanya kiamat, masih ada kesempatan bagi seluruh Ummat Islam, memperhatikan dengan serius Khotbah Nabi s.a.w. ini untuk dilaksanakan, supaya kita terselamat didunia dan akan bahagia diakhirat Insya-Allah.
Dalam Khotbah Nabi yang mulia ini, Rasulallah s.a.w, berwasiat kepada seluruh Ummatnya, antara lain Nabi bersabda: "Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Kami memujiNya. Kami mohon PertolonganNya, kami mohon keampunanNya akan segala dosa-dosa kami dan melahirkan taubat kami di hadapanNya. Kami mohon perlidungan dari pada keburukan hati kami dan segala kejahatan yang telah kami lakukan. Sesiapa yang telah dipimpin Allah kejalan yang lurus, maka tiada seorangpun boleh menyesatkannya, dan barangsiapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah maka tiada siapa yang dapat memandunya kejalan yang benar".
Nabi s.a.w. menyampaikan wasiatnya ini kepada seluruh Ummat Islam dimanapun mereka berada ketika itu hingga berakhirnya alam yang fana ini.
Nabi bersabda lagi yang maksudnya: "Aku isytiharkan kebenaran ini bahwa tidak ada Tuhan lain, melainkan Allah dan aku isytiharkan kebenaran ini, bahwa Muhammad itu hambaNya dan RasulNya. Wahai hamba-hamba Allah, aku nasihatkan kamu supaya menyembah Allah. Aku mulakan kata-kata yang suci ini.
Selepas itu aku nyatakan kepadamu, wahai manusia! Dengarkanlah perkataanku dengan sebaik-baiknya ketika aku berucap, karena aku merasa aku tidak lagi berpeluang menemui kamu di sini selepas tahun ini. Tahukah kamu semua hari apakah ini? Inilah hari Nahar, hari korban yang suci. Tahukah kamu semua bulan apakah ini? Inilah bulan suci. Tahukah kamu semua tempat apakah ini? Inilah tempat yang suci. Oleh karena itu aku sampaikan kepada kamu semua bahwa, darah dan harta kamu adalah diharamkan bagi seseorang terhadap yang lainnya".
Nabi s.a.w. melanjutkan khotbahnya: "Semuanya mesti kamu sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sucinya bulan ini, sucinya tempat ini."

 Lalu Nabi s.a.w. melanjutkan ucapan beliau: "Hendaklah berita ini kamu sampaikan kepada orang-orang yang tidak hadhir ditempat ini." (oleh karena itu menjadi kewajiban pula bagi seluruh Ummat Islam yang ada sekarang ini dan selepas ini, supaya menyampaikan wasiat yang sangat penting ini kepada seluruh manusia, dengan segala daya yang ada pada kita). Sambil itu Nabi s.a.w. bertanya kepada Ummat yang hadir, "Adakah aku telah menyampaikan kepadamu semua? Ummat yang hadir menjawab dengan sepontan: "Memang benar, engkau telah menyampaikannya". Lalu Nabi s.a.w. memohon kesaksian dari Allah s.w.t: "Ya Allah! Saksikanlah." Nabi s.a.w. melanjutkan: "Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu adalah satu, dan sesungguhnya kamu berasal dari yang satu. Semua kamu berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Wahai manusia dengarkanlah baik-baik apa yang telah kusampaikan kepadamu, semoga kamu akan bahagia untuk selama-lamanya dalam hidupmu. Wahai manusia, kamu hendaklah mengerti, bahwa orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka adakanlah perbaikan diantara sesama saudara."
Nabi s.a.w.melanjutkan khotbahnya dengan sabdanya: "Bukankah aku telah meninggalkan kepadamu panduan yang benar, dan bila kamu berpegang teguh dengannya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu al-Quran dan Sunnahku".
Rasulallah s.a.w. melanjutkan Khotbahnya: "Waspadalah atas segala apa yang telah kusampaikan,Ya Allah Engkaulah yang akan menjadi saksi atas kami!"
Nabi s.a.w.meneruskan sabdanya: "Barangsiapa memegang amanah, hendaklah dikembalikannya kepada pemiliknya! Jumlah faedah (riba) yang diambil dizaman jahiliyah hendaklah dibayar pada hari ini! Oleh karena itu, pertama sekali aku membayar tuntutuan bunga (riba) yang telah dibuat oleh bapak saudaraku (pamanku), Abbas bin Abdul Muttalib. Semua gelaran dan jabatan-jabatan di masa jahiliyah dihapuskan, kecuali Sadana (jabatan yang menguruskan ka'bah dan saqaya (jabatan yang membekalkan air kepada jemaah haji.)!"

"Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja, mestilah dibalas bunuh. Pembunuhan yang terjadi disebabkan tidak sengaja (bukan niat untuk membunuh) seperti menggunakan kayu atau batu, dendanya adalah seratus ekor unta. Barangsiapa yang menambahnya, maka itu dianggap sebagai amalan di zaman jahiliyah".

"Wahai manusia! Selepas tertegaknya sistem yang hak (benar), maka Syaitan akan hilang harapannya untuk disembah diatas muka bumi ini. Tetapi Syaitan akan bergembira sekiranya ia dipatuhi dalam dosa-dosa yang lain yang dianggap remeh !"

Rasulallah s.a.w.kemudian bertanya kepada jamaah yang hadir: "Adakah aku telah menyampaikan wasiatku ini kepadu kamu semua?"
Jamaah menjawab: "Ya, Rasulallah engkau telah menyampaikan pesanmu".
Nabi melanjutkan wasiatnya dengan memohon penyaksian dari Allah s.w.t. : "Ya Allah! Engkaulah yang menjadi saksi diantara kami !"

Rasulallah s.a.w. meneruskan khotbah beliau: "Wahai manusia! Wanita-wanita kamu, mempunyai beberapa hak keatas diri kamu, dan kamu juga mempunyai beberapa hak terhadap mereka. Adalah menjadi kewajiban terhadap mereka supaya tidak mengizinkan sesiapapun masuk ke dalam kamar tidur mereka kecuali kamu dan jangan membenarkan orang yang tidak kamu sukai, masuk kedalam rumah kamu. Mereka jangan melakukan zina. Jika mereka melakukannya, maka Allah membenarkan kamu memisahkan diri dari mereka. Keluarkan mereka dari kamar tidur kamu, dan kamu boleh memukul tubuh mereka dengan syarat  tidak meninggalkan bekas keatasnya".

 "Jika mereka berhenti dan mematuhi kamu, maka kamu bertanggung jawab untuk  menyara hidup mereka. Semestinya wanita berada di bawah perintah kamu dan tidak boleh bertindak sesuka hati mereka. Kamu telah mengambil mereka menjadi pasangan kamu sebagai amanah dari Allah s.w.t. serta menggunakan tubuh mereka dengan izin Allah. Oleh karena itu takutlah kepada Allah dalam hal wanita, dan asuhlah mereka dengan cara yang betul!"

"Wahai manusia! Ingatlah, aku telah menyampaikan wasiatku ini kepadamu.Ya Allah, Engkaulah yang menjadi saksi diatas kami".

Nabi s.a.w.melanjutkan khotbah beliau:"Wahai manusia, kamu hendaklah mengerti, bahwa orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka masing-masing kamu dilarang keras mengambil harta saudaranya kecuali dengan seizin hatinya yang ikhlas.Bukankah aku telah menyampaikannya ? Ya Allah! Saksikanlah!.

Selanjutnya Nabi s.a.w.bersabda: "Janganlah kamu setelah aku meninggal nanti kembali kepada kafir, di mana sebahagian kamu memainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain. Bukankah aku telah meninggalkan untukmu panduan yang benar, bila kamu berpegang teguh dengannya, maka kamu tidak akan sesat, yakni kitab Allah (al-Quran). Wahai manusia !Sesungguhnya Tuhan kamu adalah satu,dan sesungguhnya kamu berasal dari satu bapak.Semua kamu dari Adam dan Adam dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia dari antara kamu semua adalah orang yang Taqwa. Tidak sedikitpun ada kelebihan bangsa Arab daripada yang bukan Arab,kecuali dengan taqwa. Wahai manusia bukankah aku telah menyampaikannya? Oh Tuhan saksikanlah !

"Maka hendaklah barang siapa yang hadir ditempat ini berkewajiban untuk menyampaikannya wasiatku ini kepada mereka yang tidak hadir." Ketika itu turunlah wahyu yang terakhir kepada Nabi kita s.a.w.yang bermaksud : "Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu.Aku cukupkan nikmatKu untukmu dan Aku rela Islam itu menjadi agamamu." (Q.S.al-Maidah;3)

Jika kita Ummat Islam mematuhi Wasiat Rasulallah s.a.w ini Insya-Allah akan bahagialah hidup kita didunia dan di akhirat, amin. Oleh karena itu marilah kita usahakan memperbanyak salinan dari Wasiat Nabi s.a.w. dan sampaikanlah dengan seluas mungkin kepada seluruh Ummat Islam. Ini lebih baik kita lakukan daripada membuat surat layang berisi fitnah,adu domba antara satu dengan lainnya,yang boleh membawa bencana kepada seluruh Kesatuan dan Perpaduan Ummat manusia. Akhirnya kita berdo'a kehazirat Ilahi, semoga menyatupadukan seluruh Ummat Islam dimanapun mereka berada dan dengan berkat Perpaduan dan kerjasama ini Ummat Islam akan kembali mencapai Zaman gemilangnya.Insya-Allah, amin.

Ya Allah ampunilah segala kesilapan kami, terimalah amalan kami yang tidak seberapa, tolonglah kami untuk menjadi suatu Ummat yang menjadi contoh teladan yang baik dan berguna kepada Ummat lainnya, Amin ya Rabbal 'Alamin.

Selasa, 12 Juli 2011

Buku Harian

Setiap orang mungkin memiliki buku harian untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam hidupnya. Di samping buku harian itu, setiap manusia sesungguhnya memiliki buku harian yang lain lagi, yaitu buku harian (kitab) yang dibuat oleh malaikat untuk mencatat setiap perilaku dan amal perbuatan manusia, besar maupun kecil, baik maupun jahat.
Informasi mengenai pencatatan amal dalam 'buku harian' itu terbaca dengan jelas dalam firman Allah, Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat nadinya sendiri, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (QS Qaf: 16-17).
Ayat tadi, menurut mahaguru tafsir Zamakhsyari, mengandung makna bahwa Allah SWT Maha Halus (lathif). Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, termasuk hal-hal yang tebersit dalam jiwa manusia, bahkan yang lebih samar dari itu sekalipun. Maka, tak ada yang lebih dekat kepada manusia daripada Allah SWT. Jika demikian ilmu dan pengawasan Allah, mengapa masih juga diperlukan kehadiran dua malaikat yang memantau dan mencatat amal perbuatan manusia?
Jawabannya, menurut Zamakhsyari, ialah agar catatan amal yang dibuat malaikat itu dapat dipergunakan oleh Allah sebagai alat bukti pada sidang pengadilan kelak di Hari Kiamat. Hikmah lainnya ialah agar manusia menyadari betapa ketat kontrol dan pengawasan Allah SWT. Dengan menyadari pengawasan yang dilakukan malaikat, selain pengawasan langsung dari Gusti Allah, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk menghentikan dan mengakhiri berbagai keburukan yang dilakukannya di satu pihak, dan memiliki dorongan dan semangat untuk melakukan berbagai kebajikan dan amal saleh di lain pihak. (Tafsir al-Kasysyaf: IV/6).
Hikmah atau pesan moral di balik pengawasan ini juga terbaca dengan jelas dalam suatu riwayat yang menerangkan tentang kehadiran dua malaikat pencatat amal itu. Dalam riwayat ini disebutkan bahwa dua malaikat itu duduk di rongga mulut kita. Mereka menulis amal perbuatan kita dengan lidah kita sebagai penanya dan ludah kita sebagai tintanya. Lalu, Nabi mengingatkan kita semua. Katanya, Apakah kalian akan berbuat sewenang-wenang atau berbuat sesuatu yang tidak ada nilainya tanpa rasa malu kepada Allah dan kepada dua malaikat yang mencatat amal perbuatanmu itu? Ini berarti, kesadaran manusia terhadap adanya pengawasan Allah dan malaikat sungguh amat penting. Untuk meningkatkan kesadaran ini, para sufi biasa membuat buku harian sendiri, bukan untuk mencatat prestasi dan bintang penghargaan yang diperoleh, melainkan justru untuk mencatat keburukan dan kejahatan mereka sendiri. Buku harian semacam ini, menurut Ghazali, penting sekali 'karena manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan dosa-dosanya'. Padahal, sekiranya setiap kali berbuat dosa manusia meletakkan batu kerikil di halaman rumahnya atau di halaman kantornya, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama halaman itu akan penuh dengan kerikil.
Di sinilah pentingnya buku harian itu. Setiap orang dapat becermin lewat buku hariannya sendiri. Wajahnya utuh, retak-retak, atau bopeng, kelihatan semua di situ!



Minggu, 10 Juli 2011

Akibat Maksiat

Maksiat lawannya taat. Kedua-duanya, hanya Allah swt yang tahu. Maksiat ada kesannya, taat pun ada kesannya tersendiri. Ketaatan menjadi suatu yang manis bagi si Mukmin, manakala maksiat adalah suatu kelazatan bagi mereka yang engkar. Sesungguhnya maksiat dan pengaruhnya sangat membahayakan insan di dunia dan akhirat. Mukmin, sentiasa berhati-hati dalam kehidupan sehariannya agar tidak terperangkap dalam kemaksiatan. Walaupun hanya Allah
swt yang tahu semua tindakan ketaatan dan juga kemaksiatan insan, kesan dan pengaruhnya dapat dilihat semasa hidup di dunia.

1.      Tidak Mendapat Ilmu
2.      Tidak Mendapat Rezeki
3.      Kerisauan dan Kesepian Hati
4.      Banyak Mendapat Kesulitan
5.      Kegelapan di dalam hati
6.      Melemahkan Hati dan Badan
7.      Kehilangan ketaatan
8.      Mengurangi umur dan mengikis berkah

1.      Tidak Mendapatkan Ilmu

Ilmu adalah sinar yang diletakkan Allah swt ke dalam hati. Sedangkan maksiat memadamkan sinar tersebut. Pernah Imam Malik menasihatkan Imam Syafie yang belajar dengarnya, "Saya melihat Allah swt telah meletakkan sinar dalam hatimu. Jangan engkau padamkan dengan kegelapan maksiat." Imam Syafie juga pernah mengeluh, "Saya mengeluh kepada Waki', hafalanku jelek; lantas dia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat." Sambung Waki', "Ketahuilah bahawa ilmu itu anugerah, dan Allah swt tidak berikan kepada pelaku maksiat."

2.      Tidak Mendapatkan Rezeki

Dalam Musnad Imam Ahmad, "Sesungguhnya seorang hamba tidak mendapatkan rezeki kerana dosa yang diperbuat." Sememangnya jelas bahawa taqwa kepada Allah swt itu mendapatkan rezeki, sedangkan meninggalkan taqwa mendatangkan kefakiran dan kemiskinan.

3.      Kerisauan dan Kesepian di Hati

Antara hati seorang insan pelaku maksiat dengan Allah swt, tidak ada keseimbangan dan keterkaitan yang dirasai sebagai kenikmatan, malahan yang terbit dari hatinya hanyalah kegelisahan dan kesepian. Sekiranya kenikmatan dunia seisinya diberikan kepadanya, tidak akan mampu mengimbangi keresahan tersebut.Tidak ada yang lebih pahit dalam hati insan daripada kerisauan kerana kesepian atau keterasingan antara dirinya dengan orang lain, lebih-lebih lagi dari orang-orang yang sebelumnya baik dengannya. Bilamana perasaan keterasingan itu menjadi kuat, maka dia akan menjauhkan dirinya dari lingkungan orang-orang tadi. Akhirnya, jika hati yang terasa terasing itu banyak melakukan maksiat, dia akan mendekati kelompok syaitan, dan jauh dari kelompok yang dekat dengan Allah swt. Kesan seterusnya, perasaan keterasingan itu akan menguasai dirinya dan dia akan mula terasa terasing dari keluarganya serta anak-anaknya, dan ini akan terus menambahkan kerisauan dan tertekan dalam dirinya.

4.      Banyak mendapat kesulitan

Orang yang tidak bertaqwa akan mendapat kesukaran dalam berbagai urusannya. Kehidupannya banyak menemui kesulitan, jalan buntu dan jalan penyelesaian yang serba sulit.

5.      Kegelapan dalam hatinya

Kegelapan dalam hatinya akan sungguh-sungguh ia rasakan seperti gelap pekatnya malam. Bila ia diberi petunjuk, maka kegelapan maksiatnya itu masuk menutupi hatinya. Berkata Abdullah bin Abbas, "Sesungguhnya pada kebaikan itu ada cahaya pada wajah, sinar pada hati, kelapangan pada rezeki dan kekuatan pada badan serta kecintaan di hati ramai orang terhadap dirinya. Adapun pada perbuatan buruk terdapat warna hitam pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan badan, kekurangan rezeki dan rasa benci kepadanya di hati ramai orang."

6.      Melemahkan hati dan badan

Orang Mukmin itu kekuatannya terletak pada hati. Bilamana hatinya kuat, badannya pun menjadi kuat. Sedangkan orang yang jahat dan penuh dengan maksiat, walaupun badannya kuat, namun hatinya paling lemah. Bayangkan, kekuatan badan orang-orang Persia dan Romawi dapat dihancurkan oleh orang-orang Mukmin dengan kekuatan hati yang kuat imannya kepada Allah swt.

7.      Kehilangan ketaatan

Tidak ada hukuman bagi suatu dosa, kecuali hukuman itu adalah terhalangnya seseorang dari ketaatan terhadap Allah swt. Juga akan terputuslah jalan-jalan kebaikan yang lainnya, sedangkan ketaatan itu lebih baik daripada dunia seisinya.

8.      Mengurangi umur dan mengikis berkah

Sebahagian ulama mengatakan, bahawa kurangnya umur orang yang suka melakukan maksiat ialah kerana hilangnya berkah umurnya. Hidup ini sebenarnya adalah kehidupan hati. Umur manusia selama waktu-waktu hidupnya sentiasa bersama Allah swt, itulah yang merupakan waktu-waktu umurnya. Bila hidupnya berpaling dari Allah swt dan sibuk dalam kemaksiatan, akan hilanglah hari-hari hidupnya yang hakiki. Sehingga pada akhirnya orang itu akan berkata : "Aduhai, sekiranya dulu saya berbuat untuk hidupku sekarang ini." (Al-Fajr:24).



[Rujukan: Ibn Qoyyim, "Terapi Penyakit Hati"]

Jumat, 08 Juli 2011

Amalan Nisfu Syaban

Memang benar bahwa secara umum bulan Sya’ban punya kekhususan tersendiri. Keterangan itu kita dapat dari hadits-hadits yang shahih, yang merupakan keterangan valid dari Rasulullah SAW.

Amal Hamba Diangkat ke Langit
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Sya'ban merupakan bulan di mana amal shalih setiap hamba akan diangkat ke langit.
Salah satu dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW berkut ini:
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya, “Wahai Rasulullah saw, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban.” Rasul saw bersabda, "Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa.” (HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)

Starting Point Persiapan Ramadhan
Di samping itu bulan sya’ban yang letaknya persis sebelum Ramadhan seolah menjadi starting point untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Sehingga isyaratnya adalah kita perlu menyiapkan bekal ibadah untuk menyambut bulan Ramadhan.
Dalam hal mempersiapkan hati atau sisi ruhiyah, Rasulullah saw. mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:
Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban. (HR Muslim).

Mengkritisi Kekuatan Riwayat Amaliah Nisfu Sya'ban
Sedangkan khusus tentang keutamaan malam pertengahan bulan, atau lebih dikenal dengan istilah nisfu sya’ban, memang ada dalil yang mendasarinya. Namun para ulama berbeda pendapat tentang kekuatan derajat periwayatannya.
Sebagian kalangan menggunakan dalil-dalil lemah itu dengan alasan bahwa bila suatu hadits tidak terlalu parah kelemahannya, masih boleh digunakan landasan ibadah yang bersifat keutamaan. Sebagian lain agak ketat dalam menyeleksi dalil-dalil yang dianggap dhaif, sehingga semuanya dibuang begitu saja.
Di antara dalil-dalil yang dianggap lemah itu misalnya hadits berikut ini:
Sesungguhnya Allah SWT bertajalli (menampakkan diri) pada malam nisfu Sya’ban kepada hamba-hamba-Nya serta mengabulkan doa mreka, kecuali sebagian ahli maksiat.
Memang kalau kita mau jujur dengan hasil penelitian para muhaddtis, riwayat hadits ini tidak mencapai derajat shahih. Ada sebagian kalangan yang menghasankan, tetapi tidak sedikit juga yang secara tegas mendhaifkannya.
Al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan bahwa tidak ada satu hadits shahih pun mengenai keutamaan malam nisfu sya’ban.
Begitu juga Ibnu Katsir telah mendha’ifkan hadits yang menerangkan tentang bahwa pada malam nisfu sya’ban itu, ajal manusia ditentukan dari bulan pada tahun itu hingga bulan Sya’ban tahun depan.
Sedangkan amaliyah yang dilakukan secara khusus pada malam nisfu Sya’ban itu, sebagaimana yang sering dikerjakan oleh sebagian umat Islam dengan serangkaian ritual, kami tidak mendapatkan satu petunjuk pun yang memiliki dasar yang kuat.
Sebagaimana kita tahu, sebagian dari umat ini banyak yang mengkhususkan malam itu untuk membaca surat Yasin, atau melakukan shalat sunnah dua raka’at dengan niat minta dipanjangkan umur, atau niat agar menjadi kaya dan seterusnya. Memang praktek seperti ini ada di banyak negeri, bukan hanya di Indonesia, tetapi di Mesir, Yaman dan negeri lainnya.
Bahkan mereka pun sering membaca lafaz doa khusus yang -entah bagaimana- telah tersebar di banyak negeri meski sama sekali bukan berasal dari hadits Rasulullah SAW.

Kritik terhadap Lafaz Doa Malam Nisfu Sya’ban
Sering kita dapati bahwa sebagian umat Islam memanjatkan doa khusus pada malam nisfu sya’ban. Di dalam doa itu mereka meminta agar Allah SWT menghapuskan taqdir yang buruk yang telah tertulis di lauhil mahfuz. Seperti doa berikut ini:
Ya Allah, jika engkau mencatat aku di sisi-Mu dalam ummul kitab, sebagai orang yang celaka (sengsara), terhalang, terusir, atau sempit rizkiku, maka hapuskanlah Ya Allah dengan dengan karunia-Mu atas kesengsaraanku, keterhalanganku, keterusiranku dan kesempitan rizkiku. Dan tetapkanlah aku disisimu di dalam ummil kitab sebagai orang yang bahagia, diberi rizki, dan diberi pertolongan kepada kebaikan seluruhnya. Karean sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman-Mu adalah benar, di dalam kitab-Mu yang Engkau turunkan melalui lisan nabi-Mu yang Engkau utus: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (lauhil Mahfuz).
Hal itu karena mereka berhujah bahwa Allah SWT dengan kehendak-Nya bisa menghapus apa-apa yang pernah ditulisnya di lauhil mahfuz dan menggantinya dengan taqdir yang lain. Dasarnya adalah firman Allah SWT:
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (lauhil Mahfuz). (QS Ar-Ra’d: 39).
Oleh sebagian ulama, lafaz doa seperti itu dianggap bertentangan, karena apa-apa yang sudah tertulis di lauil mahfuz tidak mungkin dihapus. Karena ada sabda Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Allah SWT menghapuskan apa yang dikehendakinya dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali kebahagiaan, kesengsaran dan kematian.”
Ibnu Abbas berkata, ”Allah SWT menghapuskan apa yang dikehendakinya dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali penciptaan, perilaku, ajal, rizqi, kebahagiaan dan kesengsaran.”
Selain itu lafaz doa itu seolah-olah menggantungkan kepada Allah SWT apakah ingin mengabulkan atau tidak. Padahal salah satu adab berdoa adalah harus ber’azam atau bertekad kuat untuk dikabulkan. Sedangkan penggunaan lafaz (bila Engkau kehendaki), seolah mengesankan tidak serius dalam meminta. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Bila kamu meminta kepada Allah SWT maka mantapkanlah permintaanmu itu.
Wallahu a`lam bishshawab, Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ahmad Sarwat, Lc.


Sumber : ustsarwat.com

Kamis, 07 Juli 2011

Agar Tetap Segar Selama Berpuasa

TIPS Agar Tetap Segar Selama Puasa..! (berhubung sudah dekat bulan Puasa)
Gizi.net - KETIKA berpuasa, bahan makanan yang masuk (intake) berbeda dengan energi yang dikeluarkan (outtake) selama beraktivitas. Itu sebabnya, selama menjalankan ibadah puasa, kesehatan pun harus dijaga.

Untuk itu, perlu diperhatikan pengaturan makan dan minum pada saat sahur atau berbuka puasa, agar tubuh tetap segar dan bugar sepanjang hari selama berpuasa.

Pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang masuk ke tubuh kita tidaklah sebanyak hari-hari biasa. Untuk itu ada kiat-kiat khusus agar tubuh tetap segar dan fit selama berpuasa.

Agar kondisi tetap prima kendati tengah berpuasa, simak tips kesehatan di bawah ini. 

  • Jangan lupa selalu mengkonsumsi makanan bergizi baik pada saat sahur atau berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
  • Upayakan untuk mencegah dehidrasi tubuh dengan banyak minum air putih pada malam hari. Hal ini penting dilakukan, karena pada siang hari aktivitas kita cenderung banyak mengeluarkan keringat baik di ruangan terbuka atau ber-AC.
  • Pada saat berbuka, awali buka puasa Anda dengan makanan atau minuman hangat dan manis seperti kolak, setup, ataupun minuman manis lainnya. Tapi ingat, jangan mengkonsumsi minuman yang mengandung soda, karena dapat menimbulkan akibat buruk bagi perut Anda.
  • Jangan langsung minum air dingin atau es, sebaliknya biasakanlah berbuka dengan minuman yang hangat. Perut yang kosong bisa menjadi kembung, bila Anda langsung berbuka puasa dengan air dingin, karena asam lambung dalam tubuh kita akan terbentuk semakin banyak.
  • Kemudian beristirahatlah kurang lebih satu jam sebelum menyantap hidangan berbuka yang telah dihidangkan. Tujuannya untuk memberikan keseimbangan terlebih dahulu pada pencernaan kita. Ingat, jangan mengkonsumsi makanan berlebihan dan makanan asinan.
  • Berbuka puasa hendaknya dilakukan secara bertahap dan tidak terburu-buru agar lambung tidak "kaget". Dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat. Untuk meringankan kerja pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
  • Agar Anda mampu menahan rasa lapar, perbanyaklah mengkonsumsi jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah. Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat.
  • Selain memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein, sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar sepanjang hari.
  • Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.
  • Bagi penderita sakit lambung makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mie, daging berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka, cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.
  • Bagi mereka yang berat badannya melebihi berat badan ideal, sebaiknya selama berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterolnya, misalnya lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, es krim. "Selain lebih banyak mengkonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng."
  • Sedang bagi mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susunya dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya).
  • Bagi mereka yang berusia lanjut, aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.
Sumber : www.gizi.net

Rabu, 06 Juli 2011

Aurat Kaum Wanita

1.      Bulu kening

Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) "

Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari

2.      Kaki ( tumit kaki )

" Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki ( atau mengangkatnya) agar diketahui perrhiasan yang mereka sembunyikan " An-Nur : 31

1.      menampakkan kaki
2.      menghayungkan / melenggokkan badan mengikut hentakkan kaki

3.      Wangian

" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya , maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina ". Riwayat Nasaii , Ibn Khuzaimah dan Hibban

4.      Dada

" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka " . An-Nur : 31

5.      Gigi

" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya ". Riwayat At-Thabrani
" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik ,yang merubah ciptaan Allah " . Riwayat Bukhari dan Muslim

6.      Muka dan leher

" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu "
a.       bersolek ( make-up )
b.      menurut Maqatil : Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah

7.      Muka dan Tangan

" Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis . Sabda Rasullulah :  Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja ". Riwayat Muslim dan Bukhari

8.      Tangan

" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya " . Riwayat At Tabrani dan Baihaqi

9.      Mata

" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya ".  An Nur : 31

Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya . Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama , ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan ".
Riwayat Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi

10.  Mulut ( suara )

" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya , tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik " . Al Ahzab : 32

" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan , maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi ". Riwayat Ibn Majah

11.  Kemaluan

" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin , hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina) ". An Nur : 31

“Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu , puasa di bulan Ramadhan , menjaga kemaluannya (tidak berzina) dan menta'ati suaminya , maka masuklah ia kedalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya " . Riwayat Al Bazzar

" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan dirumah suaminya , melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah " . Riwayat Tirmidzi , Abu Daud dan Ibn Majah

12.  Pakaian

" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti ". Riwayat Ahmad , Abu Daud , An Nasaii dan Ibn Majah

" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat . Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya " . Riwayat Bukhari dan Muslim

a.       Berpakaian tipis / jarang
b.      Berpakaian ketat / membentuk
c.       Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu

" Hai nabi-nabi katakanalah kepada isteri-isterimu , anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab ( baju labuh dan loggar ) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu . Allah maha pengampun lagi maha penyayang " Al Ahzab : 59

13.  Rambut

" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya ". Riwayat Bukhari dan Muslim.

14 . " Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menta'ati suaminya , segala makhluk , burung yang terbang , ikan dilaut , malaikat dilangit , matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya "


Wassalam..

______________________________________________________
Lukman Al-Hakim berkata :

Hai anakku! Apabila engkau berteman, jadikanlah dirimu orang yang tidak pernah mengharapkan daripadanya. Namun biarlah dia mengharapkan sesuatu daripadamu.


Selasa, 05 Juli 2011

KISAH LIMA PERKARA ANEH

       Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

       Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."
      
       Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.
      
       Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut.

       Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disedari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam.

       Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia ternampak seekor burung helang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku."
Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung helang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

       Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, iaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada helang itu. Setelah mendapat daging itu, helang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.

       Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghidu bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku erti semuanya ini."
Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahawa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukittetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.

       Kedua; semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya. Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat. Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

       Saudara-saudaraku, kelima-lima kisah ini hendaklah kita semaikan dalam diri kita, sebab kelima-lima perkara ini sentiasa sahaja berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengata hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahawa kata-mengata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita, sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti ada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya, "Wahai Allah, sesungguhnya pahala yang Kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu."

       Maka berkata Allah S.W.T., "Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu." Dengan ini haruslah kita sedar bahawa walaupun apa yang kita kata itu memang benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh kerana itu, hendaklah kita jangan mengata hal orang walaupun ia benar.